BEM Nusantara: Kekerasan Terhadap Kader HMI Adalah Tamparan bagi Marwah Mahasiswa


Jakarta, Suaraperjuangan.co.id
- Koordinator Pusat BEM Nusantara, Muhammad Sardani, mengecam keras tindakan kekerasan yang menimpa kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Muhammad Aulia, usai aksi damai di depan Kantor Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejatisu), Senin (21/7). Ia menyebut tindakan ini bukan sekadar penganiayaan fisik, melainkan tamparan terhadap marwah mahasiswa dan nilai kemanusiaan.


Muhammad Aulia mengalami luka parah di wajah, termasuk pendarahan pada hidung dan mulut, setelah menyuarakan dugaan korupsi pengadaan Alat Pelindung Diri (APD) Covid-19 di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. Dugaan kuat, kekerasan dilakukan oleh kelompok yang merasa terganggu dengan suara mahasiswa.


> "Ini bukan soal pribadi, ini soal keadilan, soal demokrasi, dan soal kemanusiaan. Ketika mahasiswa dipukuli karena menyuarakan kebenaran, maka demokrasi sedang dilukai," ujar Sardani.


 *Desakan Tegas: Tangkap Dalang, Usut Keterlibatan Jaringan* 


BEM Nusantara menuntut Kapolrestabes Medan segera mengusut dan menangkap dalang intelektual di balik kekerasan ini. Sardani menekankan, pelaku lapangan hanyalah eksekutor dari sistem yang harus dibongkar total.


> "Jika Kapolrestabes Medan tidak mampu menuntaskan kasus ini dan membiarkan aktor intelektual bebas berkeliaran, maka saya secara resmi akan melaporkan kasus ini ke Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri),” tegasnya.


Ia juga menambahkan bahwa keterlibatan oknum organisasi kepemudaan (OKP) Sumatera Utara harus dibongkar bila terbukti menjadi bagian dari jejaring kekerasan.


 *Tegur Kejatisu dan Ajak Rakyat Kawal Hukum* 


Sardani mendesak Kejaksaan Tinggi Sumut untuk tidak bermain dua kaki: di satu sisi menangani kasus korupsi, di sisi lain membiarkan kekerasan menimpa pengkritik. Proses hukum harus bersih dari intervensi dan tekanan.


BEM Nusantara juga mengajak masyarakat sipil, jurnalis, dan elemen mahasiswa se-Indonesia untuk mengawal kasus ini secara terbuka. Menurut Sardani, bila kasus ini dibiarkan, maka akan menjadi preseden buruk yang memperkuat budaya impunitas terhadap pelaku kekerasan terhadap aktivis.


 *Gerakan Mahasiswa Tidak Akan Diam* 


> "Kami tidak akan diam. Jika aparat tidak bisa menjamin keselamatan mahasiswa dalam menyampaikan pendapat, maka BEM Nusantara akan menggunakan seluruh jalur advokasi nasional untuk melawan balik segala bentuk teror dan premanisme," pungkas Sardani. (RA)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama