DISPARBUD LANGKAT: SARANG PENJAJAHAN INTELEKTUAL KEBUDAYAAN MELAYU LANGKAT


Langkat, Suaraperjuangan.co.id -
Ironi besar terjadi di Kabupaten Langkat, tanah yang dikenal sebagai warisan peradaban Melayu yang luhur. Alih-alih menjadi garda terdepan dalam pelestarian dan pengembangan budaya Melayu Langkat, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) justru menjelma menjadi sarang penjajahan intelektual yang menggerogoti identitas dan martabat budaya warisan leluhur.


Disparbud Langkat hari ini lebih sibuk mengemas budaya Melayu Langkat sekadar sebagai komoditas wisata tanpa makna, mengabaikan esensi nilai, adat, dan filosofi yang terkandung di dalamnya. Tradisi dan situs sejarah dijadikan pajangan mati tanpa upaya nyata untuk mendalami, memahami, dan mengembangkan intelektualisme budaya Melayu. Kegiatan budaya sekadar formalitas seremonial, hanya untuk memenuhi laporan dan menguras anggaran, sementara naskah-naskah kuno, hikayat, dan karya sastra Melayu Langkat dibiarkan membusuk tanpa pelestarian.


Parahnya lagi, Disparbud membuka ruang selebar-lebarnya bagi pihak luar yang kerap mengklaim, menafsirkan, dan memonopoli warisan budaya Melayu Langkat dengan perspektif yang tidak kontekstual. Terjadi penjajahan intelektual, di mana anak negeri sendiri terpinggirkan dalam wacana dan diskursus budaya mereka. Budaya Melayu Langkat direduksi menjadi sekadar objek pameran dan eksotisme turistik, bukan sebagai sistem nilai yang seharusnya menjadi pedoman hidup masyarakat Langkat.


Di balik jargon pemajuan kebudayaan, Disparbud Langkat gagal menjalankan amanah konstitusi dan peraturan daerah terkait perlindungan dan pelestarian budaya Melayu. Mereka abai terhadap Undang-Undang No. 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan dan berbagai Perda tentang pelestarian budaya daerah. Yang terjadi justru penindasan baru: penjajahan budaya dalam bentuk dominasi wacana, eksploitasi simbolik, dan hilangnya ruang partisipasi masyarakat adat dalam mengelola budayanya sendiri.


Sudah saatnya masyarakat Melayu Langkat menggugat kinerja Disparbud. Tidak cukup hanya dengan seremonial, budaya Melayu Langkat menuntut keadilan intelektual dan penghormatan hak atas identitas. Jangan biarkan Disparbud terus menjadi alat penjajahan intelektual yang memperdagangkan budaya warisan bangsa sendiri! 

(RA)

Post a Comment

أحدث أقدم