SUARAPERJUANGAN.CO.ID|Langkat – Skandal tak pantas kembali mencoreng wibawa pejabat publik di daerah. Kali ini, dugaan perbuatan video call (VC) tidak senonoh dengan seorang wanita malam menyeret nama Kepala Desa Telaga. Informasi ini cepat menyebar di tengah masyarakat dan menuai gelombang kekecewaan.
Ketua Gerakan Mahasiswa Bersatu Indonesia Raya (GEMBIRA), Iqbal Rangkuti, menegaskan bahwa kasus ini tidak boleh dipandang sebelah mata. Ia menilai, seorang kepala desa yang seharusnya menjadi teladan justru diduga mempertontonkan perilaku yang tidak bermoral.
> “Ini bukan hanya pelanggaran kode etik, tetapi juga penghinaan terhadap marwah jabatan publik. Rakyat memilih seorang kades untuk memimpin, melayani, dan mengayomi, bukan untuk mempermalukan amanah yang diemban,” tegas Iqbal.
*Citra Pemimpin Desa Tercoreng*
Skandal ini menimbulkan pertanyaan serius: bagaimana seorang pemimpin desa bisa dipercaya mengurus urusan masyarakat jika integritasnya diragukan? Bagi masyarakat, kepala desa adalah wajah pemerintahan paling dekat dengan rakyat. Dugaan perbuatan cabul di ranah digital bukan sekadar aib pribadi, tetapi menjadi noda yang menurunkan wibawa institusi desa.
Iqbal Rangkuti menyebut, jika benar terbukti, maka perbuatan tersebut telah melukai hati rakyat. “Pemimpin desa seharusnya menjadi panutan. Apabila justru terlibat skandal memalukan, itu sama saja merusak kepercayaan publik. Rakyat berhak tahu dan mendapatkan pemimpin yang bersih, jujur, serta bermartabat,” katanya.
*Tuntutan GEMBIRA*
Melalui rilisnya, GEMBIRA mendesak agar pihak berwenang segera turun tangan. Menurut Iqbal, kasus ini tidak boleh dibiarkan hilang begitu saja tanpa ada klarifikasi maupun sanksi yang jelas.
> “Kami akan terus mengawal persoalan ini. Aparat hukum maupun instansi terkait harus berani menindak tegas. Jangan ada kesan pembiaran. Jika tidak, maka rakyat sendiri yang akan kehilangan kepercayaan terhadap institusi pemerintahan desa,” ungkapnya.
Ia juga mendesak agar Kepala Desa Telaga memberikan klarifikasi terbuka kepada publik. Transparansi, menurutnya, adalah langkah penting untuk membuktikan benar atau tidaknya tuduhan tersebut. “Kalau memang tidak benar, buktikan. Kalau benar, harus berani bertanggung jawab. Jangan sembunyi di balik jabatan,” tambahnya.
*Gelombang Kekecewaan Warga*
Pantauan di lapangan menunjukkan, isu ini sudah menjadi bahan perbincangan hangat di tengah masyarakat. Banyak warga yang mengaku kecewa dan malu atas dugaan tindakan tak pantas pemimpin mereka. Sebagian berharap ada investigasi mendalam dan sanksi nyata agar kejadian serupa tidak terulang.
*Catatan Penting*
Kasus dugaan ini menambah daftar panjang persoalan moral yang menjerat sejumlah pejabat publik di tingkat daerah. Di tengah tuntutan masyarakat akan pemerintahan yang bersih dan berintegritas, skandal seperti ini justru semakin memperkuat stigma bahwa masih banyak pemimpin yang gagal menjaga etika.
GEMBIRA menutup pernyataannya dengan desakan keras agar seluruh pihak terkait, mulai dari inspektorat, aparat penegak hukum, hingga lembaga etika pemerintahan, benar-benar serius menindaklanjuti laporan ini.
> “Rakyat tidak butuh pemimpin yang pandai membuat janji, tetapi yang berani menjaga kehormatan jabatan. Dugaan skandal ini adalah tamparan keras bagi kita semua bahwa integritas harus jadi prioritas utama dalam memimpin,” pungkas Iqbal. (RA)
إرسال تعليق