Honai yang Berbisik, TNI yang Mendengar: Kisah Satgas TNI Menyembuhkan Lelah Papua


Sinak, Papua, Suaraperjuangan.co.id
– Bak sinar mentari yang menembus kabut pegunungan Papua, Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti pimpinan Sertu Efrian menyapa warga Kampung Gigobak, Distrik Sinak, dalam kegiatan anjangsana ke Honai Bapak Jemmy, tokoh adat setempat. Kunjungan ini bukan sekadar silaturahmi, tetapi juga menggelar *komsos* (musyawarah adat) untuk mendengar langsung jeritan hati warga, sekaligus menyerahkan bantuan sembako sebagai wujud nyata kepedulian TNI.  

 

Di balik dinginnya udara Sinak, hangatnya kebersamaan terasa ketika Sertu Efrian dan anggotanya duduk lesehan di dalam Honai Bapak Jemmy. Asap kayu bakar yang mengepung dari perapian menjadi saksi obrolan akrab antara TNI dan warga. Di sana, mereka mendengar keluhan warga tentang kesulitan akses kesehatan, pendidikan, dan kebutuhan pokok.  


“Kami hadir bukan hanya sebagai prajurit, tapi sebagai saudara. Apa yang Bapak dan Ibu sampaikan, akan kami usahakan solusinya,” ujar Sertu Efrian dengan nada rendah penuh empati.  

  

Di akhir pertemuan, tim Satgas menyerahkan paket sembako kepada keluarga Bapak Jemmy. Bahan pokok seperti beras, minyak, dan gula itu mungkin sederhana di kota, tapi bagi warga pegunungan Papua, itu adalah tanda bahwa mereka tidak dilupakan.  


“Terima kasih TNI. Ini sangat berarti untuk kami,” ucap Bapak Jemmy sambil memeluk erat bantuan tersebut, matanya berkaca-kaca.  


Lettu Inf Karel, Danpos Sinak Bandara, turut memberikan tanggapan usai kegiatan. “Program anjangsana seperti ini adalah komitmen kami untuk selalu dekat dengan masyarakat. Mendengar langsung keluhan mereka, lalu bergerak bersama mencari solusi. Kehadiran TNI harus memberi arti, bukan hanya hadir secara fisik,” tegasnya.  


Ia juga menekankan bahwa kegiatan seperti ini akan terus berlanjut, tidak hanya di Kampung Gigobak, tetapi juga ke pelosok lain di wilayah Sinak. “Selama masih ada warga yang membutuhkan, Satgas Yonif 700/WYC akan terus mengulurkan tangan,” pungkasnya.  

  

Kegiatan ini menjadi bukti bahwa di balik medan berat Pegunungan Tengah, ada ikatan yang tak tergoyahkan antara TNI dan masyarakat. Bukan sekadar tugas, tapi hati yang tulus untuk membangun Papua dari desa-desa terpencil. Seperti kata pepatah setempat, *“Satu honai roboh, seribu honai akan dibangun”* – semangat kebersamaanlah yang menguatkan mereka.(red) 

Post a Comment

أحدث أقدم